Tragedi Medis Di Sergai:Gadis Muda Pasien BPJS Meninggal Usai Operasi,RSUD Sultan Sulaiman Dilaporkan
Keterangan foto saat keluarga Imelda di dampingi Zainul Arifin Hasibuan, SH.I, Tim Kuasa hukum ke Polda Sumut membuat laporan
FAKTALAPANGAN.COM-Air mata belum juga kering di pipi keluarga Imelda Sabatini Sihombing, gadis muda yang dikenal ceria dan bersemangat, kini hanya tinggal kenangan. Ia menghembuskan napas terakhir di RSUD Sultan Sulaiman, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai), setelah menjalani perawatan yang disebut keluarga penuh kejanggalan.Jum'at 10/10/2025
Bagi keluarga, kepergian Imelda bukan sekadar kehilangan, tetapi luka yang menorehkan tanya besar. Mereka menilai kematian sang buah hati tidak wajar dan diduga kuat akibat kelalaian medis terhadap pasien BPJS.
“Kami hanya ingin keadilan untuk anak kami. Jangan sampai ada lagi Imelda-Imelda lain yang jadi korban,” ujar sang ayah, Labuan Sihombing, dengan suara parau menahan tangis, Kamis (9/10).
Di tengah duka mendalam, keluarga tetap memilih menempuh jalur hukum. Didampingi kuasa hukumnya, Zainul Arifin Hasibuan, SH.I, mereka resmi melaporkan dugaan tindak pidana kelalaian medis ke Polda Sumatera Utara.
Laporan Resmi Tercatat di Polda Sumut
Laporan tersebut telah teregistrasi dengan Nomor: LP/B/1650/X/2025/SPKT/POLDA SUMATERA UTARA, tertanggal 9 Oktober 2025.
Pelapor adalah Ana R. Aruan (45), ibu kandung korban, warga Dusun IV Desa Gempolan, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdangbedagai.
Ana berharap langkah ini menjadi awal dari perjuangan panjang mencari keadilan bagi putrinya. “Saya tidak mau ada lagi orang tua yang menangis seperti saya,” ucapnya lirih sambil memeluk foto mendiang Imelda.
Kronologi Tragedi: Dari Nyeri Perut hingga Nyawa Melayang
Kisah tragis ini bermula pada 28 Agustus 2025, ketika Imelda datang ke UGD RSUD Sultan Sulaiman dengan keluhan sakit perut hebat. Awalnya, ia hanya didiagnosis mengalami gangguan pencernaan (sembelit), lalu dirawat di ruang inap.
Empat hari kemudian, dokter memutuskan melakukan operasi usus buntu. Operasi berjalan dan Imelda dipindahkan ke ruang perawatan untuk pemulihan. Namun, menurut keluarga, selama enam hari pasca operasi, tidak ada satu pun pemeriksaan lanjutan dari dokter bedah yang menangani, padahal kondisi Imelda terus memburuk.
Pada Sabtu malam, perut Imelda membengkak dan ia mulai sulit bernapas. Petugas medis memasang selang melalui hidung untuk mengeluarkan lendir. Namun sesaat setelah dilepas, terjadi pendarahan hebat dari dubur, membuat Imelda lemas dan kehilangan kesadaran.
Panik, keluarga meminta tindakan cepat. Imelda kemudian dilarikan ke ruang ICU, namun takdir berkata lain.
Gadis muda itu mengembuskan napas terakhir pada Jumat, 12 September 2025 pukul 06.55 WIB.
Kuasa Hukum: Ini Tentang Keadilan dan Kemanusiaan
Kuasa hukum keluarga, Zainul Arifin Hasibuan, SH.I, menegaskan, langkah hukum ini diambil bukan karena emosi semata, melainkan demi menegakkan keadilan dan melindungi keselamatan publik.
“Kami tidak ingin ada lagi nyawa melayang sia-sia karena dugaan kelalaian. Kami percaya hukum akan berpihak pada kebenaran,” tegas Zainul.
Ia juga meminta Kapolda Sumut Irjen Pol. Whisnu Hermawan Februanto untuk memberikan atensi penuh agar penyelidikan dilakukan secara transparan, profesional, dan tanpa intervensi.
Dua Tragedi di Rumah Sakit yang Sama
Kasus meninggalnya Imelda menambah panjang daftar keluhan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Serdangbedagai.
Sebelumnya, publik juga diguncang oleh kisah Tonggoria Tambun, seorang ibu muda yang kehilangan bayinya di rumah sakit yang sama.
Dua kasus ini kini menjadi simbol nurani masyarakat Sergai, yang menuntut agar rumah sakit tidak lagi menjadi tempat berakhirnya harapan rakyat kecil.
“Ini bukan sekadar soal medis, ini tentang kemanusiaan. Rakyat datang ke rumah sakit untuk sembuh, bukan untuk kehilangan nyawa,” ujar seorang aktivis Aliansi Masyarakat Sipil Sergai menyesalkan.
Harapan Akan Keadilan
Kini, keluarga hanya bisa menatap foto Imelda dengan mata basah. Gadis berusia belasan tahun itu pergi dengan meninggalkan luka dan pesan diam: agar kematian ini tidak sia-sia.
“Kami percaya Tuhan melihat semuanya. Tapi kami juga percaya, hukum harus berjalan,” tutur Ana pelan.
Tim
Posting Komentar untuk "Tragedi Medis Di Sergai:Gadis Muda Pasien BPJS Meninggal Usai Operasi,RSUD Sultan Sulaiman Dilaporkan"